guitar review melody music

Jumat, 03 September 2010

How to make your guitar sonds like...

“Anyone can play guitar. And they won’t be a nothing anymore” – Radiohead
Dalam lagu “Anyone Can Play Guitar” itu apakah berarti tiap gitaris dapat bermain mirip seperti musisi pujaannya? Bisa saja. Inilah sudut pandang saya terhadap topik itu.
Jenis tulisan berikut ini bukan berupa tutorial. Silahkan Google sendiri untuk mencari tips “How-To” lainnya. Kenapa harus gitar? Kenapa bukan synthesizer, drum, atau bass? Lirik lagu tadi sebenarnya secara sarkastik menyinggung bahwa lebih mudah diterima dalam lingkungan sosial jika anda mampu memainkan gitar.
Mungkin teringat momen menyenangkan saat bermain gitar mengiringi teman-teman bernyanyi atau sengaja belajar main gitar untuk memikat lawan jenis. Saat otak mulai kritis dengan sound gitar, ada kecenderungan untuk memikat ‘sesama jenis’. Maksudnya sesama gitaris lainnya secara profesional.
Begitu juga saat belajar lebih dalam terhadap gitaris lain. Tidak sekedar belajar chord dan melodi, tapi juga hasrat ingin meniru sound sang dewa gitar. Ini sifat naluriah. Seperti artikel yang pernah saya bahas sebelumnya. Namun hal ini juga bisa membuat frustrasi, tergantung dari persepsi dan reaksi diri anda.

THE MYTH FITS

Beredar pula mitos yang menjadi komoditas manufaktur alat musik. Misalnya, jika ingin terdengar seperti Jimi Hendrix gunakanlah Stratocaster™, FuzzFace™, Marshall®, dan produk-produk berlisensi Jimi Hendrix Experience™. Keliru jika anda pikir bisa mereplika dirinya. Anda melupakan jemarinya yang besar dan lincah. Meski ada perasaan sugesti “Wah, Hendrix banget nih!” saat memakai alat-alat tersebut.
Bagaimana metode yang tepat untuk tone-searching? Anda riset dari referensi merk/tipe gitar, efek, ampli, kabel, senar, setting knob, hingga pick yang digunakan gitaris favorit. Tidak lupa pula riset via Google dan terlibat aktif dalam forum gitar untuk diskusi hal tersebut.
Anda juga riset melalui contoh suara alat itu dalam lagu-lagu dan demo video dari ProGuitarShop.
Riset terus berlanjut terhadap alat rekam yang digunakan seperti: microphone, mic pre-amp, mixing console, sistem pita analog atau digital converter, dan prosesor lainnya.
Teknik rekaman modern dapat menciptakan sound gitar hiper-realistis dengan lapisan layer yang rumit. Dalam satu lagu bisa saja terdapat ratusan sound gitar yang berbeda seperti halnya proses rekaman album The Darkness. Cukup memusingkan bukan?
Percuma saja setelah proses rekaman yang rumit itu hanya anda dengar dalam format vynil, kaset, CD Player, bahkan iPod™. Suaranya akan berbeda dengan suara gitar melalui hembusan ampli dan speaker-cabinet. Dan saya belum berani menyinggung topik tentang akustik ruangan.

THE NEW ORIGINALS

Tulisan ini tidak sebatas untuk kalangan gitaris saja. Hal ini juga terjadi di area lain seperti penyanyi. Misalnya seperti Once (Dewa 19) yang menurut saya dapat lepas dari cap replika Sting. Meskipun tidak mudah juga untuk meniru Sting. Tapi saya percaya itu hanya proses dirinya dalam berkarya.
Sebagian berkah manusia adalah insting dan kreatifitas. Kombinasi dan proporsi dua unsur itu dapat menciptakan sesuatu yang menarik. Tidak ada undang-undang, peraturan, dan ‘dosa’ dalam kreatifitas. Jika sound gitar anda jelek itu bukan berarti metodenya salah, tapi mungkin karena sound gitar itu belum cocok dengan kebutuhan lagu. Anda juga boleh lupakan sejenak tentang konvensi sound gitar yang umum.
Contohnya seperti intro di lagu The Beatles “Revolution” yang cempreng seperti speaker sobek. Mayoritas gitaris tidak suka dengan sound tersebut. Tapi justru menjadi ciri khas yang mendukung tema lagu itu. Sound gitar itu direkam tanpa menggunakan ampli. Dihubungkan langsung (direct) ke mixer diatur overload sehingga membuat efek distorsi/fuzz yang kering.
Metode merekam gitar direct-to-mixer itu pernah dilakukan juga oleh para gitaris funk era Motown untuk mendapatkan sound gitar yang sangat jernih dan renyah. Metode yang tidak lazim tapi orisinal. Boleh ditiru juga, tapi perlakukan referensi dari gitaris favorit untuk menemukan ide pribadi tanpa harus menjiplak total.
Dari sekian banyak artikel tentang sound gitar yang saya baca, tips dari Chandrasonic (Asian Dub Foundation) yang paling membuat saya terkesan.
Cardinale – Alchemy

Source: http://intonasi.com/how-to-make-your-guitar-sound-like

Senin, 26 Juli 2010

Review Gitar Gibson SG



Gitar buatan pabrikan Gibson ini adalah saudara dekatnya gitar Gibson Les Paul. Mempunyai suara yang hampir sama dengan Les Paul hanya saja sustain yang dimiliki tidak sebagus Les Paul (yang menurut saya gitar bersustain terbaik, lihat review gitar gibson Les Paul disini). Tapi lagi-lagi gitar-gitar buatan pabrikan Gibson masih memiliki keunggulan di bidang sustain dibandingkan dengan gitar pabrikan lain. Memiliki sustain yang lumayan lama dan suara yang melengking meliuk-liuk yang bisa membuat tubuh kita ikut meliuk juga begitu mendengarnya ^_^ hehe.


Menurut penilaian saya (yang tentunya relatif), desain gitar ini sekilas lebih menarik dan tampak lebih sangar bila dibandingkan dengan Les Paul atau gitar lainnya. Terlihat lebih gagah apalagi jika kita manggung di malam hari dengan membawakan lagu rock yang keras. Terkadang gitar ini juga memberikan kesan gothic, angker, dan mistik dalam penampilan kita dilihat dari warna aslinya yang berwarna merah gelap, hehe ini pendapat pribadi saya ^_^, bahkan ada teman saya yang bilang gitar ini mengambil tema seperti kelelawar... (entah dia melihatnya dari segi mana tapi setiap orang tetap bebas berkomentar bukan?). Memiliki cutaway ganda, dua humbucker, bagian atas yang rata dan solid body. Solid body sepertinya memegang peranan penting untuk sustain, yang tentu saja membuat gitar ini relatif lebih berat daripada gitar lain, hanya saja tidak seberat Les Paul karena sedikit lebih tipis dibandingkan Les Paul. Dengan tiga saklar selektor, dua pengatur volume, dan dua pengatur tone.

Beberapa tokoh terkenal yang memainkan gitar ini seperti Frank Zappa, Tony Iommy dari Black Sabbath, Angus Young dari AC/DC, dan kawan-kawan. Saya pernah mencoba memainkan gitar ini, feel yang saya dapat hampir seperti saat saya memainkan Les Paul, hanya saja sustainnya tidak selama Les Paul walaupun gitar ini lebih ringan.

Gitar ini akan tampil luar biasa saat anda menambahkan sound distorsi yang ringan namun dengan penambahan permainan meliuk yang melengking-lengking oleh anda. Gitar ini cocok untuk lagu-lagu hard rock dan mungkin juga rock yang mengarah ke metal dan sedikit underground (karena dari segi desain pun mendukung hal ini), dengan fingerboard yang kecil memudahkan kita memainkan melodi dengan cepat disertai jangkauan yang jauh. Walaupun beberapa orang yang memiliki jari-jari besar mungkin merasa sedikit kesulitan memainkan gitar ini tapi ada juga yang memanfaatkannya untuk beratraksi main dengan jempol (seperti saya ^_^ hehe).

Bayangkanlah diri anda menggunakan pakaian serba hitam, membawa simbol-simbol mistis, berdandan gothic kalau perlu seperti kuburan band dengan setting panggung yang angker dan semburan api di sekelilingnya... dan anda membawakan lagu-lagu hard rock atau underground... sebagian orang mungkin akan langsung menganggap anda sebagai “man of the stage”, bahkan sebelum anda memainkan satu nada pun ^_^ hehe. Mungkin inilah impian yang ingin dirasakan setiap orang saat memainkan gitar ini (termasuk saya saat pertama kali memainkannya dan sampai sekarang masih menjadi impian...T_T).

Kata sifat yang mungkin dapat menggambarkan sound gitar ini adalah: ringing, stinging, dan gunslinging. Ya kurang lebih menurut saya seperti ini dan menjadikan gitar ini sebagai gitar favorit kedua saya sebagai melodian.

Keunggulan:

1. Memiliki sustain yang diatas rata-rata.

2. Fingerboard dan jarak antar fret yang kecil mempermudah kita mengekplorasi permainan melodi.

3. Menambah kesan angker, gothic, dan mistik pada penampilan kita.

Kelemahan:

1. Memiliki berat diatas rata-rata.



Semoga dapat menambah pengetahuan kita semua.



Oleh: Diablosinatria

http://www.musiktopia.blogspot.com

| tips trik gitar | gitar | melodi | rythm | tips trik melodi | tips trik rythm | review gitar | artikel gitar |  review gibson | review gitar gibson les paul | review gitar gibson sg